Kisah Hatim al ashom berhaji

dikisahkan bahwasannya hatim al-ashom adalah seorang laki2 yang memiliki banyak keluarga, beliau memiliki beberapa anak laki2 dan beberapa anak perempuan, sedangkan beliau tidak memiliki satu butir pun biji beras/gandum untuk dimakan, dan beliau selalu menampakan sifat tawakkal..
pada suatu malam beliau duduk2 bersama teman2nya dan berbincang2 bersama mereka, lalu mereka membicarakan mengenai Hajji, maka masuk rasa rindu untuk berhajji kedalam hati Hatim al-Ashom..
lalu beliau pulang dan menjumpai anak2nya dan duduk serta berbincang2 dengan mereka, lalu Hatim al-ashom berkata kepada mereka":"jika kalian mengizinkan kepada ayah kalian untuk pergi ke Rumah Allah (ka'bah) pada tahun ini untuk menunaikan hajji dan mendoákan kalian, maka kesusahan apa yang terjadi pada kalian jika kalian melakukannya (memberi izin)?
maka istri dan anak2 Hatim al-Ashom berkata: engkau berada dalam keadaan seperti ini, tidak memiliki sesuatu apapun, dan kami sebagaimana yang kamu lihat dalam kemiskinan, maka bagaimana mungkin engkau hendak melakukan hajji dan kami dalam keadaan seperti ini?
dan Hatim al-Ashom memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil, lalu anak perempuan kecil itu berkata: kesusahan apa yang akan terjadi kepada kalian jika kalian mengizinkannya untuk berangkat hajji, tidak akan menyusahkan kalian dengan berangkatnya ia ke hajji, biarkan Ia berangkat menunaikan Ibadah Hajji, sesungguhnya ia adalah orang yang menerima rizqi bukan pemberi rizqi..si anak perempuan ini mengatakan hal ini kepada mereka..
lalu saudara2nya berkata: engkau benar, demi Allah wahai ayah kami, pergilah kemana saja yang engkau senangi
maka Hatim langsung berdiri saat itu juga dan berihram, lalu dia pun keluar dan melakukan perjalanan pergi hajji
maka keluarganya di datangi oleh tetangganya dan teman2nya Hatim al-Ashom, dan menyalahkan mereka, bagaimana bisa mereka memberi izin Hatim al-Ashom untuk melakukan hajji, teman2 dan tetangga Hatim pun menyesali kepergian Hatim al-ashom
maka menjadilah anak2 Hatim al-Ashom menyalahkan si anak perempuan kecil tersebut dan berkata:'jika kamu waktu itu diam kami tidak akan berbicara"
lalu anak kecil perempuan tersebut menegadahkan padangan matanya ke langit dan berkata: Ya Allah, engkau telah membiasakan suatu kaum dengan karunia-Mu dan Engkau tidak menyia2akan mereka maka janganlah Engkau memutuskan harapan mereka, dan janganlah Engkau mempermalukanku bersama mereka,
ketika mereka (keluarga hatim al-ashom) dalam keadaan seperti ini, kemudian keluar seorang Amiir suatu negri berburu dan terpencar dari bala tentaranya dan teman2nya, lalu sang amiir merasa sangat kehausan lalu ia melalui rumah laki2 sholeh Hatim al-Ashom, dan ia hendak meminta air kepada orang yang ada didalam rumah Hatim al-ashom, maka ia mengetuk pintu rumah Hatim al-Ashom,
dan keluarga Hatim bertanya: siapa anda?
pangeran menjawab: saya Amiir dipintu kalian hendak meminta minum dari kalian..
maka istri hatim al-ashom menengadahkan kepalanya ke langit dan berkata: Maha suci Engkau Ya Allah, semalam kami tidur dalam keadaan lapar dan hari ini seorang amiir berdiri didepan pintu rumah kami meimnta minum kepada kami, lalu sang istri mengambil kendi yg baru dan ia penuhi dengan air, dan ia berkata kepada amiir, maafkan kami..
maka amiir mengambil kendi tersebut dan minum darinya dan menjadi hilang hausnya..
lalu amiir bertanya: apakah ini Rumahnya Amiir, mereka menjawab' bukan, akan tetapi ini rumah Hamba Allah yang sholeh yg dikenal dengan nama Hatim al-Ashom
lalu Amiir berkata: saya telah mendengar tentangnya, lalu seketaris amir berkata:tuanku, saya mendengar bahwasannya kemarin Hatim melakukan Ihram, dan ia pergi tanpa meninggalkan apa2 sedikitpun untuk keluarganya, dan istrinya pun mengatakan bahwasannya mereka semalam tidur dalam keadaan lapar
maka Amiir berkata : kita juga telah membuat mereka susah hari ini, dan bukanlah keluhuran budi, orang2 seperti kita membuat kesusahan atas orang2 seperti mereka, maka amir melepaskan sabuk dari pinggangnya dan meletakannya di rumah Hatim al-ashom, kemudian amir berkata kepada teman2nya, siapa yang cinta kepada saya maka lepaskan sabuknya, maka seluru teman2 amiir melepaskan sabuknya dan meletakannya di hadapan mereka (keluarga hatim) lalu mereka pergi..
maka sang seketaris berkata: ásalamualaikum ahlul bait, saya akan memberikan kepada kalian harga sabuk2 ini, ketika Amiir telah sampai ke negrinya, sang seketaris kembali kepada keluarga hatim dan memberikan kepada mereka harga sabuk dengan harta yang banyak, dan meminta kembali sabuk2 itu dari mereka,
dan ketika anak perempuan kecil itu melihat kejadiaan ini dia menangis termehek2, lalu saudara2nya bertanya, tangisan apa ini, seharusnya wajib atasmu berbahagia, sesungguhnya Allah telah memberi keluasan rizqi kepada kita..
lalu ia berkata: Wahai ibu, demi Allah sesungguhnya tangiisanku ini mengingat bagaimana kemarin kita tidur dalam keadaan lapar lalu makhluq melihat kita satu kali maka kita menjadi orang kaya setelah faqirnya kita, dan Allah yang maha dermawan apabilah melihat kita satukali maka Ia tidak menguasakan urusan kita kepada seseorangpun sekejap mata pun, Ya Allah lihatlah ayah kami dan aturlah ia dengan sebaik2nya pengaturan ..
ini adalah kejadiaan yang di alami oleh keluarga hatim..
adapun urusan yang terjadi kepada Hatim ayah mereka, sesungguhnya ketika hatim keluar berihrom, dan mengikuti satu kelompok maka pemimpin kafilahnya sakit, maka mereka mencari dokter dan mereka tidak mendapatkannya, maka mereka bertanya: apakah ada dikelompok kita seorang hamba yang sholeh, maka ada yang menunjuk hatim, ketika mereka mendatangi hatim dan berbicara kepadanya maka hatim berdoá untuknya maka pemimpin kelompok tersebut sembuh saat itu juga..
lalu pemimpin kelompok tersebut memperkenankan hatim menggunakan tunggangan dan makanan serta minuman, lalu Hatim tidur pada malam hari dalam keadaan memikirkan bagaimana keluarganya di rumah, maka dikatakan didalam tidurnya : wahai Hatim barang siapa yang memperbagus mua'malanya kepada kami maka kami akan memperbagus muamala kami kepadanya, kemudia mengabarkan apa yang terjadi pada keluarganya, maka beliau memperbanyak pujian kepada Allah..
ketika hatim selesai melakukan haji dan kembali, ia menemui anak2nya dan memeluk anak perempuannya yang masih kecil dan menangis..
kecilnya suatu kaum adalah pembesar pada kaum yang lain, sesungguhnya Allah tidak melihat yangpaling besar diantara kalian akan tetapi melihat kepada siapa yang paling mengenal Ia, maka haruslah lah kalian mengenal Allah dan menyerahkan atasnya segala sesuatu,
sesungguhnya barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupkan (keperluan)-nya

Previous
Next Post »